Rencana peningkatan pembangunan Bandara Nunukan 2 tahun kedepan masih harus melewati studi kelayakan terlebih dahulu. Studi tersebut akan dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dengan tenaga ahli terkait masterplan pembangunan Bandara Nunukan.

 

“Hari ini Senin, 23 September 2013, tim Kementerian Perhubungan bersama tenaga ahli ini akan memulai kajian mereka. Hasil kajian ini baru dapat diketahui setelah 4 bulan kedepan. Apakah bandara yang sudah ada saat ini pembangunannya dilanjutkan atau di pindahkan ke lokasi yang lain,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Nunukan Robby Nahak Serang SH pada saat menyampaikan paparan pembangunan Bandara Nunukan pada rapat koordinasi percepatan pembangunan dan peningkatan Bandara Nunukan yang dilaksanakan di ruang pertemuan Dermaga Pos Lintas Batas Laut (PLBtL) Liem Hie Djung.

Dijelaskan Robby, penyebab terhambatnya pekerjaan selama 10 tahun diakibatkan dari prosedur dan administrasi sebagai syarat mutlak pembangunan Bandara Nunukan tidak disiapkan.  Pasalnya, untuk melakukan pembangunan tersebut,  pemerintah daerah melalui instansi teknis wajib memiliki masterplan perencanaan pembangunan yang matang.

“Beberapa tahun lalu telah dianggarkan, baik dari APBD Kabupaten Nunukan maupun APBD provinsi, bahkan APBN. Tetapi, proses pelaksanaannya masih tersendat-sendat. Karena tidak memiliki konsep dan masterplan pengembangan bandara,” ungkap Robby dihadapan Bupati Nunukan Drs Basri yang juga hadir pada rakor tersebut.

Menurutnya lagi, adanya pertemuan yang digelar saat ini diharapkan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk menjadikan Bandara Nunukan menjadi salah satu bandara terbesar di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Minimal, dapat didarati pesawat  ATR 72, agar penerbangan dengan rute Nunukan-Balikpapan dapat dilakukan. “Saat ini Bandara Nunukan masuk dalam bandara kelas 3 dengan kategori pesawat ATR 42. Jadi, perlu ditingkatkan menjadi bandara kelas 2 agar mampu dilalui ATR 72,” ungkapnya.

Target di 2014 dan 2015, Bandara Nunukan minimal sudah dapat didarati pesawat jenis ATR 72. Karena apabila pesawat jenis tersebut mampu mendarat di Bandara Nunukan, maka secara otomatis rute perjalanan semakin singkat lagi. “Kemudian, tumpuan pesawat jenis ATR 42 terbang menuju Kecamatan Krayan. Sehingga keterbatasan transportasi ke Kecamatan Krayan sudah dapat diatasi. Untuk itu, Bandara Nunukan ini perlu dikembangkan utamanya landasan pacunya dilebarkan sebanyak 5 meter lagi dari lebar yang ada saat ini. Nah, potensi pelebaran ini sudah memungkinkan sebab, sejak 1 tahun lebih, jalan yang  dulunya digunakan masyarakat kini telah ditutup,” terangnya menjelaskan. 

Sementara itu, Bupati Nunukan Drs Basri sangat berharap agar seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi vertikal terkait dapat memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan bandara saat ini. Agar, rencana 2 tahun ke depan, Bandara Nunukan mampu didarati pesawat ATR 72 sebagaimana upaya yang dilakukan selama ini.

“Dukungan dari segala pihak sangat dibutuhkan agar pengembangan ini dapat terwujud. Tidak hanya dari Dishub saja, tapi semuanya. Mengenai pekerjaannya siapa saja bisa, asalkan pengembangan itu terwujud,” harap bupati.(gps)